|
Aqidah
Jan 3, 2004 9:24:32 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 3, 2004 9:24:32 GMT 8
Startegi Baru Pihak Kristian? !!!! ------------------------------------------------ Kini jika anda membeli-belah di Pacific Hypermarket, bagi setiap pembelian RM10 sahaja, anda akan mendapat sekeping voucher. Voucher ini akan membolehkan anda mendapat sebatang pen percuma di kaunter kecil (actually meja kecil) yang terletak berdekatan tempat menjual bunga plastik. Mulanya gembira juga sebab dapat pen percuma, tapi setelah diamati rupanya pen itu berbentuk salib dan diletakkan tali untuk di gantung di leher. Jika anda mempunyai cara untuk memberitahu pihak yang berwajib, sila ambil perhatian dan sampaikan perkara ini. Jika tidak pun tolong ingatkan rakan-rakan anda yang lain bahawa Kristian tidak pernah jemu untuk mencari jalan untuk memesongkan akidah umat Islam
|
|
|
Aqidah
Jan 4, 2004 21:11:06 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 4, 2004 21:11:06 GMT 8
Keagungan Dan Kekuasaan Allah 'azza Wa Jalla -------------------------------------------------------------
Firman Allah 'Azza wa Jalla : Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kananNya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Az-Zumar: 67)
Ibnu Mas'udradhiyallahu 'anhu menuturkan: "Salah seorang pendeta Yahudi datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata:
"Wahai Muhammad! Sesungguhnya kami menjumpai (dalam kitab suci kami) bahwa Allah akan meletakkan langit di atas satu jari, pohon-pohon di atas satu jari, air di atas satu jari, tanah di atas satu jari, dan seluruh makhluk di atas satu jari, maka Allah berfirman: Aku-lah Penguasa." Tatkala mendengarnya, tersenyumlah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sehingga tampak gigi-gigi beliau, kerana membenarkan ucapan pendeta Yahudi itu; kemuliaan beliau membacakan firman Allah:
"Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sebenar-benarnya, padahal bumi seluruhnya dalam genggamanNya pada hari Kiamat…" dst.
Disebutkan dalam riwayat lain oleh Muslim:
"… gunung-gunung dan pohon-pohon di atas satu jari, kemudian digoncangkanNya dan Dia-pun berfirman: "Aku-lah Penguasa, Aku-lah Allah"."
Dan disebutkan dalam riwayat lain oleh Al-Bukhari:
"… meletakkan semua langit di atas satu jari, air serta tanah di atas satu jari, dan seluruh makhluk di atas satu jari…" (Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Muslim meriwayatkan dari Ibnu 'Umar bahwa Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallambersabda:
"Allah akan menggulung seluruh lapisan langit pada hari Kiamat, lalu diambil dengan Tangan KananNya, dan ber-firman: "Aku-lah Penguasa; mana orang-orang yang berlaku lalim, mana orang-orang yang berlaku sombong?" Kemudian Allah menggulung ketujuh lapis bumi, lalu diambil dengan Tangan KiriNya dan berfirman: "Aku-lah Penguasa; mana orang-orang yang berlaku lalim, mana orang-orang yang berlaku sombong?"
Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas , ia berkata:
"Langit tujuh dan bumi tujuh di Telapak Tangan Allah Ar-Rahman, tiada lain hanyalah bagaikan sebutir biji sawi yang diletakkan di tangan seseorang di antara kamu."
Ibnu Jarir berkata: "Yunus menuturkan padaku, dari Ibnu Wahb, dari Ibnu Zaid, dari bapaknya (Zaid bin Aslam), ia menuturkan: Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallambersabda:
"Ketujuh langit itu berada di Kursi, tiada lain hanyalah bagaikan tujuh keping dirham yang diletakkan di atas perisai."
Ibnu Jarir berkata pula: "Dan Abu Dzarradhiyallahu 'anhumenuturkan: Aku mendengar Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallambersabda:
"Kursi itu berada di 'Arsy, tiada lain hanyalah bagaikan sebuah gelang besi yang dicampakkan di tengah padang pasir."
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia menuturkan:
"Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya 500 tahun, dan antara setiap langit jaraknya 500 tahun; antara langit yang ketujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun; dan antara kursi dan samudra air jaraknya 500 tahun; sedang 'Arsy berada di atas samudra air itu; dan Allah berada di atas 'Arsy tersebut, tidak tersembunyi bagi Allah suatu apapun dari perbuatan kamu sekalian." (Diriwayatkan oleh Ibnu Mahdi dari Hamad bin Salamah, dari 'Ashim, dari Zirr, dari 'Abdullah ibnu Mas'ud)
Dan diriwayatkan dengan lafazh seperti ini oleh Al-Mas'udi dari 'Ashim dari Abu Wa'il dari 'Abdullah", demikian dinyatakan Adz-Dzahaby ; lalu katanya: "Atsar tersebut diriwayatkan melalui beberapa jalan."
Al-'Abbas bin Abdul Muthalibradhiyallahu 'anhumenuturkan Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallambersabda:
"Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami menjawab: "Allah dan RasulNya lebih menge-tahui." Beliau bersabda: "Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan antara satu langit ke langit lainnya jaraknya perjalanan 500 tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500 tahun. Antara langit yang ke tujuh dengan 'Arsy ada samudra, dan antara dasar samudra itu dengan permukaannya seperti jarak antara langit dengan bumi. Allah Ta'ala di atas itu semua dan tidak tersembunyi bagiNya sasuatu apapun dari perbuatan anak keturunan Adam." (Hadits riwayat Abu Dawud dan Ahli Hadits lainnya)
Kandungan bab ini:
Tafsiran ayat tersebut di atas.(1)
Pengetahuan-pengetahuan tentang sifat Allah 'Azza wa Jalla, sebagaimana terkandung dalam hadits pertama, masih dikenal di kalangan orang-orang Yahudi yang hidup pada zaman Rasulullah . Mereka tidak mengingkarinya dan tidak menafsirkannya dengan tafsiran yang menyimpang dari kebenaran.
Ketika pendeta Yahudi itu menyebutkan pengetahuan tersebut kepada Nabi shallallahu alaihi wa salam, beliau membenarkannya dan turunlah ayat Al-Qur'an menegaskannya.
Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallamtersenyum tatkala mendengar pengetahuan yang agung ini disebutkan oleh pendeta Yahudi.
Disebutkan dengan tegas dalam hadits adanya dua tangan bagi Allah, dan bahwa seluruh langit diletakkan di tangan kanan dan seluruh bumi diletakkan di tangan yang lain pada hari Kiamat nanti.
Dinyatakan dalam hadits bahwa tangan yang lain itu disebut tangan kiri.
Disebutkan keadaan orang-orang yang berlaku lalim dan berlaku sombong pada hari Kiamat.
Dijelaskan bahwa seluruh langit dan bumi di telapak tangan Allah bagaikan sebutir biji sawi yang diletakkan di telapak tangan seseorang.
Besar (luasnya) Kursi dibanding dengan langit. Besarnya (luasnya) 'Arsy dibandingkan dengan Kursi.
'Arsy bukanlah Kursi, dan bukanlah samudra.
Jarak antara langit yang satu dengan langit yang lain perjalanan 500 tahun.
Jarak antara langit yang ke tujuh dengan Kursi perjalanan 500 tahun.
Dan jarak antara kursi dengan samudra perjalanan 500 tahun pula.
'Arsy, sebagaimana dinyatakan dalam hadits, berada di atas samudra tersebut. Allah berada di atas 'Arsy.
Jarak antara langit dan bumi ini perjalanan 500 tahun.
Masing-masing langit tebalnya perjalanan 500 tahun.
Samudra yang berada di atas seluruh langit itu, antara dasar dengan permukaannya, jaraknya perjalanan 500 tahun.
Dan hanya Allah 'Azza wa Jalla yang Maha Mengetahui. Segala puji hanya milik Allah Rabb sekalian alam. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada junjungan kita Nabi Muhammad , kepada keluarga dan para sahabatnya.
|
|
|
Aqidah
Jan 5, 2004 20:52:37 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 5, 2004 20:52:37 GMT 8
Coca cola is humiliating Muslims by this advertisement -------------------------------------------------------------------- Sampai tahap mana Islam akan dihina? Semuanya terletak kepada kita. Syarikat ini maju kerana kita sama-sama menyokong dan membeli minuman ini! Cara kita sembahyang dihina oleh mereka. Adakah kita akan menunggu hingga mereka menghina Nabi SAW, Quran atau Allah SWT baru kita akan berbuat sesuatu?
|
|
|
Aqidah
Jan 6, 2004 21:15:23 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 6, 2004 21:15:23 GMT 8
Kisah tudung -------------------
Saya memang dah lama nak suarakan rasa terkilan dan musykil di hati ni. Lupakanlah sebentar tentang saudari2 kita yg masih tak dapat "seru" memakai tudung tapi yg kita nak saya tulis ni ialah yg pasal trend memakai tudung dan tutup aurat itu sebenarnya..sudah tidak selari .... dah lari dari matlamat dan kehendak Islam itu sendiri..
Sekarang ni kalau nak compare dgn era 80's alhamdullilah dah ramai wanita remaja memakai tudung. Fenomena memakai tudung bukan hanya dapat dilihat disekolah ,IPT , pejabat gomen ,di kilang 2 pun majority pekerjanya wanitanya memakai tudung , bukan hanya beranika corak malahan beranika fesyen pulak tu.. dapat kita perhatikan sebegitu ramai makcik2, cik kak2, adik2 kita yg bertudung dikepala tak kira le tahap mana education backgroundnya.
Beginilah isi surat saudara tuh...
1.Tudung ikat reben kat bawah dagu , tak melepasi pun dada yg sewajibnya dicover sebagaimana yg ter! sebut jelas didlm al-Quran (sila rujuk an-Nuur :31 & Hadith riwayat Abu Daud ). Kadang2 tu main ikat cincai aje , ala-ala nyonya yg jual buah atau cam nak pergi noreh getah!
2.Pakai tudung , tapi ada jambul sikit terkeluar (entah laah "ter "atau sengaja..) ni masa saya kat UK dulu summer season ramai mek2 salleh pose cam ni , artis bollywood pun ada saya nampak kat paper wearing like this e.g., Madhuri Dixit, Manisha Koraila ,.. gaya model time fesyen show ...
3.Bermini telekung , tutup dada tapi pakai baju tight , singkat lak tu biasanya digayakan dgn jeans punggung nampak sendat..kalau angkat tangan sikit mesti dapat tengok perut sikit..silap2 pusat sekali kalau ader rezeki.....
4.Bermini telekung (3-segi ),tapi pakai t-shirt lengan pendek lengan/tangan kasi orang tengok ... kita tutup rambut yg hitam , tapi tangan /lengan yg putih me pak tu kita dedahkan..
5.Pakai tudung elok tapi pakai gaun/ kebaya sendat siap dgn kain belah belakang/bela! h kat sisi..bila jalan lengang-lenggok ditiup angin.., melintas jalan..siapa nak jawab tu...
6.Pakai tudung labuh , tutup dada berfesyen jubah tapi mak datuk lipstik pun..punyalah merah menyala , siap dgn eye-shadow , mascara sekali...touch-up sana, touch -up sini dan kasut highheel lagi..bertudung dan berhias2 (bertabarruj) di khalayak ramai , yg bukan muhrim ,di tempat kerja ,bus-stop etc....sila rujuk (al-Ahzab:33 ) boleh gitu ?
7.Pakai tudung sempoi (ikat reben ) dikenakan dgn baju gaun aras lutut..(gaun mengandung) kepala tutup , betis nampak...ooo...saya kalau terserempak malas nak toleh sekali lagi.. sebak !!!!
8.Pakai tudung , cantik rambut tak nampak walau sehelai pun tapi kenapalah nak selempangkan ke kanan dan ke kiri bahu ..."si Adik " tu tetaplah nampak, besar ke , kecik ke....org masih boleh buat terkaan...
9.Pakai tudung trend busana muslim , siap kerongsang/ brooce sana-sini, siap touch-up muka kasut , beg , tas tangan -mesti ke! na match nak pi kerja , kenduri kahwin , seminar ,etc.. siap dgn accessories gelang, rantai labuh , cincin penuh jari...etc yg ni pun lebih kurang yg no.6 bertabarruj/ berhias-hias kpd yg bukan muhrim walau pun dah menutup kepala/rambut.
Betul...di era 80's dulu tak ramai kita nampak wanita bertudung tapi satu (bertudung ) di antara sepuluh yg tak bertudung tu menepati ciri menutup aurat sebagaimana dlm al-Quran. Mak cik saya dah bermini-telekung stail ni pada tahun 1982, dia student UM dan saya berusia 8 thn time tu. Alhamdullilah , dia istiqamah sehingga (dah beranak -pinak pun..)dan tak pernah change pun stail bertudung..warna tudung biasanya hitam , putih , biru tak match pun dgn baju. Mini-telekungnya berjahit bukannya berpinkan brooce /kerongsang..
Ustaz /ustazah dah ajar masa sekolah dulu aurat wanita keseluruhan badannya kecuali muka dan tapak tangan. sometimes officemate kita yg non-muslim pu confused diaorg ada tanya pakai tudung cara yg man! a yg paling betul dan tepat as Islamic Rules. Kenapa ramai sgt wanita Islam kini pakai tudung pun tak standard (tak ikut standard al-Quran) tapi ikut standard fesyen terkini kot! -sbb dah ada yg kata kalau tutup semua, tak apply lipstick, tak dak yg nak pandang, susah lah nak dpt jodoh.... bab ni saya tak dpt nak kata apa dah.... ada pulak officemate (wanita Islam ) yg tanya depan non- muslim " semlm aku nampak ada perempuan sembahyang kat surau Kotaraya langsung tak pakai telekung, dia pakai baju dan tudung yg dia pakai tu aje.." Kita pun tanya "baju cam na, tudung cam na
Dia pun terpinga-pinga, cam tak satisfied pulak dgn jawapan kita. So ,bab bertudung ni jgnlah kita mendabik dada kata yg bila kita dah tutup kepala maknanya kita dah menutup aurat dah... sometimes saya perhatikan yg tak bertudung pun tak seberani segelintir yg bertudung memakai baju tight ikut bodycut ..(gi lah kat shopping complex..sure terjumpa punya ) entahlah kalau dlm bab bertudung dan tutup au! rat ni kita dah main ikut nafsu/rasa, dan mungkin nak nampak glamour sikit..canm na la kita nak tegakkan Islam as Ad-Din, the way of life.. sdg Islam itu cukup indah jika dihayati... bukan main ambil separuh2 yg kita suka ...no wonder lah ada satu hadith Rasulullah lebih kurang begini maksudnya:- Akhir zaman nanti umat Islam tu memang le ramai tapi kesemuanya seperti buih-buih di lautan!
Wallahualam
sumber dari mesra.net
|
|
|
Aqidah
Jan 7, 2004 20:37:13 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 7, 2004 20:37:13 GMT 8
Kesempurnaan Aqidah - Syahadah ----------------------------------------------
Kesempurnaan Aqidah seorang muslim bergantung kepada sejauhmana ia dapat menyempurnakan rukun dan syarat-syarat Syahadah. Begitu juga aqidah yang telah sempurna itu boleh rosak apabila rukun dan syaratnya dilanggar.
Rukun Syahadah
Berikut adalah huraian mengenai rukun, syarat dan perkara-perkara yang boleh merosakkan aqidah. Menurut Ulama’ Usuluddin Rukun Syahadah ada 4, iaitu :
1.Menetapkan zat Allah. 2.Mengakui zat Allah iaitu sifat Allah adalah paling sempurna. 3.Menetapkan perbuatan Allah sebagai perbuatan Dia sahaja dan tidak sama dengan perbuatan makhluk. 4.Menetapkan dan meyakini bahawa agama yang dibawa Rasulullah sahaja yang benar.
Syarat Shahadah 1.Memahami erti dan maksud syahadah. 2.Mampu menyebut dan membacakan kalimah Shahadah (diucapkan dengan lidah). 3.Hendaklah meyakini dalam hati maksud syahadah iaitu meyakini hak-hak Allah dan Rasul. 4.Jangan ada di dalamnya syak ( 70 – percaya, 30 – tidak percaya ) 5.Jangan ada di dalamnya zan ( 50 - percaya dan 50 tidak percaya ) 6.Jangan ada waham ( 30 – percaya dan 70 lagi tidak percaya ). 7.Beramal dengan apa yang diyakini, dan menolak segala sesuatu yang merosakkan syahadah.
Implikasi Syahadah Yang Benar
Kesan Dunia – Memberi kebahagiaan sepanjang hidup dan tidak akan tersesat. Kesan Akhirat – bawa syahadah bila bertemu Allah dan Allah akan bertanya kalimah tersebut di alam barzakh sehingga ke padang Mahsyar. Menentukan kebahagiaan kehidupan di akhirat. Hidup Beraqidah Orang yang mengucap syahadah dikira sebagai muslim. Sebagai penganut Islam mereka mesti tunduk dan patuh. Ketundukan itu hendaklah di bawah sistem Allah iaitu agama Islam. Hanya Islam satu-satunya agama diterima oleh Allah . Allah berfirman bermaksud hanya Islam agama yang diredhai oleh Allah. Dari awal kelahiran rasul-rasul kesemuanya membawa Agama Islam. Yang membezakan ajaran rasul-rasul terdahulu ialah syariat. Contoh : Syariat berkenaan perkahwinan. Syariat boleh kahwin adik beradik berlaku di zaman Nabi Adam. Zaman nabi Allah Musa boleh kahwin ramai tanpa had. Zaman Nabi Isa hanya boleh kahwin satu sahaja. Syariat Nabi Muhammad boleh kahwin satu tapi dibenarkan bernikah tidak lebih dari empat. Yang pastinya syariat berbeza tetapi agama satu iaitu Islam. Perlanggaran terhadap ketetapan Allah ini akan merosakkan dan menghancurkan kehidupan manusia. Aqidah Dan Syariat Adalah Bergandingan Allah memelihara agamanya dengan mengaturkan umatnya sistem hidup yang berpaksikan kepada aqidah dan pengamalan syariat. Untuk itu Allah menurunkan 5 hukum itu ialah wajib, sunat, haram, makruh dan harus. 5 perkara yang dijaga ialah agama, nyawa, akal, harta dan keturunan. Sebagai contoh : Pengharaman murtad (agama), bunuh (nyawa), arak (akal) dan zina (keturunan). 5 Hukum Dalam Islam
Makruh >> Perkara yang dituntut untuk ditinggalkan, sekiranya ditinggalkan dapat pahala tetapi sekiranya dibuat tidak berdosa. Wajib >> Perkara wajib buat dan sekiranya ditinggal berdosa. Sunat >> Perkara dituntut untuk dibuat, sekiranya dibuat dapat pahala dan sekiranya ditinggal tidak berdosa. Haram >> Perkara wajib tinggal sekiranya dilakukan berdosa. Mubah >> (Harus). Boleh buat dan boleh tinggal tanpa memberi kesan apa-apa. Aqidah perlu di jaga
Aqidah seseorang perlu dijaga sehingga ajalnya. Mereka yang dapat menjaga aqidahnya dijamin masuk syurga. Firman Allah taala dalam surah Ali-Imran ayat 102.Yang bermaksud : Wahai orang-orang beriman bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati melainkan sebagai seorang muslim.Manakala hadis Rasulullah menyebut yang bermaksud : Sesiapa yang akhir kalamnya mengucap akan masuk syurga. 10 Perkara Membatalkan Syahadah
1.Menyekutukan Allah 2.Bertawakal kepada makhluk (gantung nasib pada makhluk), Konsep sebenarnya kepada Allah taala sahaja. 3.Mengkafirkan orang Islam yang telah nyata Islamnya. Dan tidak mengkufurkan orang kafir yang telah nyata kufurnya. 4.Yakin dan percaya ideologi yang dibawa oleh manusia lebih baik daripada sistem Islam. 5.Mencaci Nabi dan Sunnahnya. 6.Hukum Allah menjadi sendaan dan gurauan. 7.Menenung nasib dan bermain sihir. 8.Membantu orang kafir untuk merosakkan Islam 9.Beranggapan bahawa keluar daripada Islam tidak apa-apa 10.Menolak sebahagian daripada Al-Quran dan menerima sebahagian Al-Quran
|
|
|
Aqidah
Jan 8, 2004 22:17:49 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 8, 2004 22:17:49 GMT 8
tanda-tanda kekuasaan allah --------------------------------------- Branches of Trees in GermanyThe branches of the trees lining a path distributed in the shape of declaration of the Islamic creed in the Arabic language that affirms the Oneness of Allah and the Prophethood of Muhammad (PBUH)." It reads 'La ilaha Illahau Muhammad-ur-Rasulullah' There is no deity but Allah and Muhammad (p.b.u.h.) is the Messenger of Allah. This is said to be a scene on a piece of cultivated farmland in Germany. Many Germans have been said to have embraced Islam upon seeing this miraculous sight and that the German government put steel fences around that part of the farm to prevent people from visiting and witnessing this miraculous site. This discovery is no surprise. Allah has revealed in the Holy Qur'an: "Their intention is to extinguish Alaah's light (by blowing) with their mouths. But Allah will complete His Light, even though the Unbelievers may detest (it). Al Qur'an 61:8
|
|
|
Aqidah
Jan 8, 2004 22:20:30 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 8, 2004 22:20:30 GMT 8
Air Tubes in the Lungs of All Human Beings "This is the pattern of air tubes in the lung of all human beings. The pattern has been worked out with extreme precision on a computer in Saudi Arabia. The air pipes are distributed in the shape of declaration of the Islamic creed in the Arabic language that affirms the Oneness of Allah and the Prophethood of Muhammad (PBUH)." It reads 'La ilaha Illahau Muhammad-ur-Rasulullah' There is no deity but Allah and Muhammad (p.b.u.h.) is the Messenger of Allah. This discovery is no surprise. Allah has revealed in the Holy Qur'an: 'We shall show them Our portents on the horizons and within ourselves until it will be manifest unto them that it is the truth' - (Qur'an 41:53)" (Graphics courtesy of Dr Syed Ashrafuddin, Jeddah, Saudi Arabia)
|
|
|
Aqidah
Jan 8, 2004 22:22:08 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 8, 2004 22:22:08 GMT 8
Kalimah Allah Pada Sarang Lebah!!! ---------------------------------------------
|
|
|
Aqidah
Jan 8, 2004 22:23:48 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 8, 2004 22:23:48 GMT 8
Perhatikan dengan teliti gambar kambing di bawah ini…. Terdapat kalimah "Muhammad" yang tercatat pada badannya... Renungkan dan fikirkan apakah hikmah di sebalik fenomena ini..Fenomena ini berlaku di Afrika Utara…
|
|
|
Aqidah
Jan 8, 2004 22:26:21 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 8, 2004 22:26:21 GMT 8
Hidden Message? The holy Qur'an comprises 114 suras (chapters) each of which is made up of varying numbers of ayats (verses). The illustration on the left shows a scatter graph of the number of verses in a sura against the number of the sura. The result resembles the word "Allah" in Arabic (right). The Qur'anic revelation was made by Archangel Gabriel to Prophet Mohamrned (PBUH). It took place over a period of more than 20 years beginning with the first verses of sura 96. After a three year hiatus, the revelation continued up to the death of the Prophet (PBUH) in 632 C.E. Whenever a fragment of the Qur'an was revealed,the Prophet (PBUH) called one of his literate companions and dictated it to him, indicating at the same time the exact position of the new fragment in the fabric of what had already been revealed. Extremely diverse materials were used for this initial record e.g. leather, parchment,wooden tablets, bones and soft stones for inscription. At the same time the Prophet (PBUH) recommended his followers to memorise the Qur'an, thereby doubly preserving the text. Following the death of the Prophet (PBUH)in 632 C.E., Abu Bakr (RA), the first Caliph of Islam, asked the Prophet's (PBUH) main scribe, Zaid Ibn Thabit, to make a copy which he duly did. On Omar's (RA) initiative (the then future second Caliph), Zaid consulted all the information he could assemble in Medina and produced a very faithful copy of the book. Omar, Abu Bakr's successor in 634 C.E. subsequently made a single volume (mushaf) which he preserved and passed on to Hafsa, his only daughter and the Prophet's (PBUH) widow. The third Caliph, Uthman (RA), entrusted a commission of experts with the preparation of the great recension that bears his name. The commission evaluated the authenticity of the document produced under Abu Bakr (RA) and which had remained with Hafsa until then. They also consulted Muslims who had memorised the Qur'an. The critical analysis of the authenticity of the text was carried out very stringently. The agreement of the witnesses was deemed necessary before the slightest verse containing debatable material was retained. The result was a text containing an order of sura that reflects the order followed by the Prophet (PBUH) during his recitals in Ramadan. The 114 suras were arranged in approximately decreasing order of length although there were exceptions. The sequence of the suras in the Qur'an has proved to be of much interest in modern times. A young Turkish Engineering student at Istanbul Technical University was fascinated by this topic, so much so, that he plotted by hand, a graph of he number of verses in a sura against the number of the sura. The result startled him as it resembled the word "Allah" (God) in Arabic. His findings appeared in a Turkish national newspaper in February 1986. At the beginning of this article is a computer generated scatter graph of "length of sura" (ie number of verses that it contains) against "number of the sura". The graph is provided both in its raw form and with added shading. There is a distinct similarity between the graph and the Arabic word "Allah". Is this a coincidence or something much more?
|
|
|
Aqidah
Jan 8, 2004 22:28:35 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 8, 2004 22:28:35 GMT 8
Article from The New Sunday Times dated 2nd May 1999
|
|
|
Aqidah
Jan 9, 2004 19:37:02 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 9, 2004 19:37:02 GMT 8
Tingkahlakumu Kepada Ibubapamu --------------------------------------------
Firman Allah : " Tuhanmu telah memerintahkan kamu supaya jangan kamu menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibubapamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang antara keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali jangan kamu mengatakan kepada keduanya 'ah' dan jangan kamu membentak mereka dan ucapkanlah mereka dengan ucapan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu kepada mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah "Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil," ayat Al Isra' 23-24
Kesimpulannya:
*Hak ibubapa disebut selepas hak Allah, menunjukkan betapa besarnya hak ibubapa. *Apabila ibubapa telah tua mereka akan berubah pelakuan dan sensitif. Anak-anak bersabar menerima hal ini. *Ibubapa mestilah dihormati dan disanjungi setiap masa apalagi setelah mereka tua. Anak-anak perlu lebih banyak menurut dan bertolak ansur. *Anak-anak perlu menunjukkan sifat merendah diri, bersopan dan bersedia melaksanakan perintah ibubapa dengan rasa bersyukur kerana Allah memberi mereka peluang untuk berkhidmat kepada ibubapa mereka. *Anak-anak mestilah mengingati bagaimana kasihnya ibubapa ketika memelihara mereka waktu kecil dan membalasnya ketika mereka telah tua dan memohon Allah mengasihani mereka.
Kedudukan Ibu Bapa
Abu Umamah meriwayatkan ada seorang bertanya kepada Rasulullah mengenai hak-hak ibu bapa ke atas anak-anak mereka. Baginda menjawab, "Ibu bapa adalah syurga atau neraka bagi anak-anak nereka." Ibn Majah.
Hadis ini bermaksud sesiapa yang memperkecilkan kepentingan ibu bapa akan mendapat ganjaran yang buruk di akhirat kelak dan begitulah sebaliknya.
Abdullah b Amru meriwayatkan Rasulullah bersabda, "Kesukaan Allah bergantung kepada kesukaan ayah dan ketidaksukaan Allah terletak kepada ketidak sukaan ayah," Tirmizi. Ini bermaksud tidak ada orang yang boleh mendapat keredhaan Allah tanpa menyenagkan hati ibu bapanya. Sesiapa yang menyenangkan hati ibu bapanya akan mendapat keredahaan Allah.
Abdullah b Ma’sud meriwayatkan ia bertanya kepada Rasulullah amalan yang paling disukai oleh Allah. Rasulullah menjawab "Menunaikan solat pada waktunya." Ia menyuruh Rasulullah menerangkan amalan yang kedua. Rasulullah menjawab "Berkelakuan baik terhadap ibu bapa" Abdullah bertanya lagi mengenai amalan ketiga. Rasulullah menjawab "Mengambil bahagian dalam perang jihat kerana Allah." Riwayat Bukhari
Abu Hurairah menasihati sahabatnya agar jangan sekali-kali memanggil ayahnya dengan namanya, jangan berjalan mendahuluinya dan jangan duduk didalam majlis sebelum ayahnya duduk. (Al Adabul Mufrad)
Seorang sahabat bertanya Rasulullah patutkah ia taat kepada ibu bapanya walaupun ibunya bapanya berkelakuan tidak baik kepadanya. Rasulullah bersabda: "Ya, walaupun mereka berlaku tidak baik,".
Tidak baik disini bermaksud perbuatan kasar, tidak adil atau tidak berpatutan di mana anak-anak hendaklah bersabar selagi mereka tidak memerintah melakukan kemungkaran.
Ibn Abbas meriwayatkan Rasulullah bersabda, "Anak-anak yang soleh yang melihat ibu bapa mereka dengan perasaan kasih, Allah akan memberi ganjaran kepada mereka dengan haji yang mabrur". Seorang bertanya lagi, "Ya Rasulullah bagaimana jika seorang anak melihat ibu bapanya seratus kali seperti ini dalam sehari?" Baginda menjawab "Ya, Allah amat besar dan ia tidak alpa,"
Allah berfirman "Mereka bertanya kepadamu (Wahai Muhammad) tentang apa yang harus mereka nafkahkan. Maka jawablah, apa saja yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu bapa…(Al Baqarah 215)
Perintah Allah ini menunjukkan keutamaan hendaklah diberikan kepada ibu bapa dalam membelanjakan pendapatan.
Amalan yang berfaedah kepada ibu bapa setelah mereka meninggal dunia.
Abu Usaid meriwayatkan ada orang bertanya Rasulullah apakah langkah yang boleh diambil untuk memberi manfaat kepada ibubapanya walaupun mereka telah meninggal dunia. Rasulullah menjawab " Ada empat perkara iaitu:
*Mendoakan kesejahteraan dan keampunan bagi mereka *Menunaikan janji mereka dan melaksanakan wasiat mereka *Menghormati dan melayani sahabat karib mereka dengan baik. *Berlaku baik kepada orang yang ada hubungan dengan kita melalui ibu bapa kita (Al Adabul Mufrad)
Anas meriwayatkan bahawa Rasulullah bersabda "Kalau seorang hamba Allah selalu mengengkari ibu bapanya dan sekiranya keduanya telah mati, ia hendaklah meneruskan doanya untuk pengampunan ibu bapanya. Ia hendaklah meneruskan amalan ini sehinggalah Allah menggolongkannya kedalam kumpulan orang soleh."
|
|
|
Aqidah
Jan 11, 2004 10:29:29 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 11, 2004 10:29:29 GMT 8
What is Tawheed (Islamic Monotheism) ? -----------------------------------------------------
Anonymous writes: The word Tawheed has by the grace of Allah, become a word which is well known amongst the Muslims of today. But do we really know the reality of this word?
'What is tawheed?' you ask any Muslim 'Is it the oneness of Allah?' he would reply 'What's that?' You ask again. 'I'm not too sure' he would say. This is the kind of scenario which the Muslims are involved in, and what a sad state of affairs it is when we cannot even explain the basics of our religion to those around us.
Some of us are so dedicated to completing our studies, that we engross ourselves in the textbooks for hours. Others of us love the western culture and lifestyle so much, that we can mimic and relay the words of non-Muslims to such an extent that we even start to quote chapter and verse from the latest Hollywood blockbuster! Yet upon being asked 'What is Tawheed? ' our tongues fall silent.
The cure for ignorance is knowledge, and in order to cure ourselves we have to take time-out to learn about this beautiful religion, even if it means reading articles such as this!
It is true that tawheed is simply the oneness of Allah, yet at the same time it is something which is so vividly explained in our religion, that it is a life long quest for knowledge. The detailed nature of tawheed is something which unfortunately, is not known by the majority of the Muslims and this is why you find many Muslims saying that Christianity and Judaism, like Islam, are monotheistic[1] religions. Yet if these Muslims were to truly learn about Islam they would discover that religions such as Christianity and Judaism are forms of idol-worship, which are far from being similar to Islam.
The Reality of Tawheed
Linguistically the word tawheed means unification (to make something one). However Islamically it is in reference to Allah being singled out alone, in all that is particular to him. The opposite of tawheed is 'Shirk' which is to associate partners with Allah by giving that which belongs to him, to others.[2]
Traditionally tawheed has been divided into three categories which help us to understand why Allah alone deserves to be singled out for worship. The division of tawheed into these three categories was something which was not done by the prophet of Allah (saws) or any of his companions. So is this something new that has been introduced into the religion (bida[3])? The answer to this is no, because we find that the basis of these three categories are to be found in the verses of the Qur'aan, hadeeth [authenticated reports] of the prophet (saws) and the statements of his companions.
The necessity for dividing up tawheed into three categories first came about during the early days of Islam. After the death of the prophet (saws) Islam spread like wildfire and before long the empires of Africa, Byzantium, Persia and India all fell under Muslim rule. Many people from these areas became Muslims. However some of these converts to Islam also carried with them some of their old pagan beliefs. This caused much confusion amongst people, and the simple belief of Islam which the people had accepted, started to become clouded. The task of opposing these new thoughts and ideas which were becoming prevalent, fell upon the shoulders of the Muslim scholars, who rose to meet this challenge intellectually. Amongst the first people to divide tawheed into three categories was the famous scholar of Iraq, Abu Haneefah.[4]
Before mentioning what these three categories are, it has to be stressed that the concept of tawheed is in no way similar to the Christian concept of trinity except the fact that they both begin with the letter 'T'!! The division of tawheed does not divide Allah up into three separate parts (as does trinity), but rather it helps us to understand as to how our Creator is unique and alone in being singled out for worship and reverence. Unfortunately there are some Christians today[5] who seem to forget this fact and continue to spread lies about the meaning of the tawheed of Allah.
The Unity of Allah's Lordship
This first category of tawheed is known as tawheed-ur Ruboobeeyah or the unity of Allah's lordship. Through this we understand that it is Allah who alone created the universe which is why one of his divine names is Al-Khaliq (the Creator). Through this we know that it is Allah alone who controls the universe and allows things to happen. This is why Allah refers to himself in the Qur'aan as Al-Malik (The Owner of the universe). Hence when something happens, it only happens with the permission of Allah:
"And no calamity strikes except with the permission of Allah" (Surah At-Taghabun 64:11)
The prophet Muhammed (saws) further elaborated on this concept of Allah's control over the universe by saying: "Be aware that if the whole of mankind gathered together in order to do something to help you they would only be able to do something for you which Allah had already written for you. Likewise, if the whole of mankind gathered together to harm you, they would only be able to do something to harm you which Allah had already written to happen to you". [7]
We know that another name, which Allah chooses to call himself by, is Ar-Razzaq (the Sustainer). It is Allah who provides us with our food, shelter, clothing, families and friends. When our crops seem to be dying and there is not a cloud in sight, it is Allah who sends down His rain from the skies and sustains us.
"Allah created all things and He is the agent upon which all things depend" (Surah Az-Zumar 39:62)
From this you would expect that people would turn back to Allah for good or bad fortune. However this is not the case. Today we find people relying on all kinds of good luck charms[9], which they believe will bring them good fortune and ward off evil.
Unfortunately, this selfish act of turning away from the favours of Allah has hit the Muslims hard, we find in many of our societies that the Muslims believe in all kinds of superstitions and good luck charms such as the Tawees (amulet). These practices have absolutely no basis whatsoever in Islam, but rather the prophet (saws) warned us by saying: "Whosoever brings something new into Islam, something which does not belong to it, will have it rejected". [10]
|
|
|
Aqidah
Jan 11, 2004 10:30:32 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 11, 2004 10:30:32 GMT 8
The Unity of Allah's names and Attributes
This category of tawheed is known as Tawheed-al-Asma Wa-Siffaat or the unity of Allah's name and attributes. Allah says in the Qur'aan:
"Allah there is no god but be. To Him belong the most beautiful names" (Surah Ta-Ha 20:8)
This category of tawheed helps us to understand who our Creator is through His Names and Attributes. Through His Names and Attributes we know that Allah is far beyond our imagination and bears no resemblance to human beings. In fact it is this principle which makes Islam unique from all the other religions on the face of this earth. Allah says in the Qur'aan:
"There is nothing like Him and He hears and sees all things" (Surah Ash-Shura 42:11)
It is in this verse that a distinction is made between those who truly worship their Creator and those who worship the creation. The most prominent example of this is that of the Christians. They claim that Jesus (as) was God, this negates the Tawheed of Allah's Names and Attributes because it degrades the Creator (whom the Christians say was Jesus) to the level of human beings and gives Him those weaknesses which humans possess. It is known from the bible that Jesus ate, drank, felt tired, slept and did all the things which normal humans do. So how is it right for the Christians to say that god lowered himself to the level of humans? As Muslims we say 'Allah is above such imperfection' (subhanallah) and rather it is us weak humans who need to turn to this perfect lord and Creator.
The Unity of Allah's Worship
This part of tawheed is known as tawheed-al-eebadah or the unity of Allah's worship. It is this aspect of tawheed which it could be said is the most important. It is through this that we learn how to worship our Creator alone. Allah is not the kind of god who does not respond or hear your calls. He is not the kind of god who needs some sort of middleman to take our prayers up to Him. Rather Allah says:
"And your lord said : Call on me and I will answer you" (Surah Ghafir 40:60)
There is nothing to prevent a person from calling directly upon Allah and asking for His help and forgiveness. Unfortunately this is violated by most of mankind who believe that other men can intercede for them and even grant them forgiveness because of their apparent special status! An example of this is the Catholic religion which holds that the celibate priests are more purer then normal people. This allows for them to then hear the confessions of people's sins and subsequently grant them forgiveness. It is this kind of behaviour which takes a person away from the worship of Allah to the worship of man.
As Muslims we too should be careful of this, because it seems that many of our brothers and sisters are indulging in this kind of evil and are not even aware of it. How many Muslims are there today who call upon others besides Allah? We find that in countries such as Pakistan and India there are millions of Muslims who go to the graves of 'saints' and ask them for children, wealth, fame and more sadly, forgiveness. What makes this more ironic is the fact that many of these Muslims pray five times a day, and in every rakat (unit) of their prayer they say the following to their Creator:
"You alone do we worship and You alone do we seek help from" (Surah Al-Fatiha 1:4)
Learning about the tawheed of Allah is the most important thing for the whole of humanity. For if we learn how to trust and worship our Creator with sincerity, then -and only then- will we escape from the slavery and captivity of this life. By worshipping Allah alone does a man achieve true peace and success. This is the reason why when the adhaan[15] is called, the muezzin[16] says "Haya alal Falaa" (come to success). And we ask Allah to make us amongst those who go to this success. Ameen
Footnotes
1 Monotheistic - The belief in one God 2 The topic of Shirk will be dealt with in the next issue, Inshallah 3 Bida - The Arabic word for innovation (something new broughtinto the religion) 4 Abu Haneefah an-Nu'man ibn Thabit was born in Kufah (Iraq) in the year 700 CE. He made his living as a cloth merchant, but devoted his entire life to studying and teaching Islam. His refusal to he appointed the judge of Kufah resulted in him being imprisoned and incurring punishment. He died in the year 767 CE in prison. His rulings and reasoning became the basis of the Hanafite school of Islamic law. 5 One of these Christians is a man by the name of Joseph Smith. Smith is on a continuous crusade against Islam and is a regular preacher in Hyde Park (London). A debate between Smith and Abdur-Raheem Green, entitled "The Sources of Islam" conducted last year shows the fallacy of Smith's lies against Islam. 6 Surah At-Taghaabun 64:11 7 At-Tirmidhee 8 Surah Az-Zurnar 39:62 9 Such as four-leaf clovers, rabbits paws and horseshoes. 10 Bukhari ( Eng. Trans Vol .3 pp 535 No. 861 ) and Muslim Eng Trans Vol. 3 pp 931 No 4266 11 Surah Ta-Ha 20:8 12 Surah As-Shura 42:11 13 Surah Ghaffir 40:60 14 Surah Fatiha 1:4 15 The call to prayer 16 The one who calls to prayer
|
|
|
Aqidah
Jan 12, 2004 20:27:58 GMT 8
Post by StRiDeR on Jan 12, 2004 20:27:58 GMT 8
Fikir - fikirkan lah.... --------------------------
1. Seseorang yang masuk kerja pukul 8.35 am sedangkan waktu mula kerja adalah 8.30 am sudah dikira lewat datang kerja TETAPI jika seseorang itu solat Zohor pukul 2.00 pm atau 2.30 pm masih dikira awal waktu mengikut tafsiran umum sedangkan masuknya waktu Zohor di Semenanjung Malaysia adalah sekitar 1 - 1.30 pm. Bukankah ini salah faham namanya?
2. Kita mengeji dan mengutuk Amerika terutamanya di saat perang ini TETAPI ramai daripada kita tidak boleh tinggal rokok ciptaan mereka, tinggalkan barangan keluaran mereka, makanan segera ciptaan mereka, memuja penyanyi mereka, menggilai dan membanggakan artis Hollywood dan ada antara kita menjadi peminat dan pembeli setia filem-filem Amerika yang sarat dengan propaganda terutamanya filem-filem aksi dan perang. Di satu sudut kita menentang dan di satu sudut yang lain kita penyokong dan pendokong mereka. Adakah ini maknanya benci tapi sayang?
3. Kalau ada pelancaran skim-skim amanah saham maka berduyun-duyunlah orang pergi, melabur untuk masa depan katanya TETAPI bila ada pelancaran Tabung Derma (boleh la dikira saham Akhirat) untuk membantu manusia yang memerlukan, nak mengumpukan RM1 juta pun payah dari rakyat Malaysia yang bilangannya lebih dari 22 juta orang ini malah ada yang ambil masa berbulan bulan walaupun mendapat publisiti meluas melalui media massa. Mana yang lebih kita cinta? Amanah Saham untuk masa depan di dunia atau Amanah Saham untuk masa depan di akhirat?
4. Kita sangat sensitif dan terharu bila mendengar atau melihat ibu bapa yang mendera fizikal anak-anak kecil dan membuang bayi merata-rata tempat seperti sampah TETAPI kita jarang sensitif dan terharu bila ramai ibu bapa yang mendera anak-anak secara maknawinya dengan tidak mendidik anaknya menjadi anak-anak yang soleh dan solehah (mengenalkannya Allah, mengajar solat, mendidik anak menjaga aurat dan kehormatan dirinya dan sebagainya) agar tidak didera oleh malaikat di dalam kubur dan terseksa di Neraka. Bukankah penderaan bentuk ini lebih meluas di serata dunia? Bukankah ini satu perbuatan buang anak juga iaitu buang anak ke dalam api neraka? Mana lebih hina, buang anak dalam tong sampah atau buang anak dalam api neraka?
5. Kita selalunya akan mudah ucapkan terima kasih pada sesiapa yang membantu kita dan akan kenangkan budinya sampai bila-bila TETAPI dengan Allah yang memberikan kita nyawa dan segala nikmat yang tak terhitung banyaknya sehingga tak termampu untuk dibalas, setiap detik dan setiap masa kita jarang (mungkin juga tak pernah) terhutang budi dan berterima kasih kepadaNya dengan cara yang dituntutNya. Payah benarkah?
6. Kita pasti berasa malu dan terhina bila ada orang yang mendedahkan keaiban kita TETAPI kita tidak sikit pun rasa malu dengan Allah yang sudah sedia tahu kesalahan kita zahir dan batin, kecil dan besar.
7. Kita selalu rasa dia salah, dia jahat, dia tak betul, dia menyeleweng dan sebagainya TETAPI kita jarang sekali rasa aku jahat, aku berdosa, aku tidak betul, aku bersalah dan sebagainya sedangkan sikap-sikap ini sangat dianjurkan
|
|