zarts
Junior Student
-.....revolution star.....-
Posts: 78
|
Post by zarts on Apr 10, 2004 12:26:03 GMT 8
bagus artikel ko tu toys..leh buat panduan untuk kiter sume...iyerlah sesungguh nyer manusia itu sentiasa dalam kerugian berpesan-pesan lah sesamer kiter..
|
|
|
Post by feimaumania on Apr 10, 2004 15:57:14 GMT 8
btul tu zarts....insaf2 la kpd sesiape yg berkenaan....jgn ckp je lbh tp tak wat...tak gune gak... ;D
|
|
toys
Junior Student
eeeee...sapa nak kwn ko tak malu
Posts: 127
|
Post by toys on Apr 10, 2004 17:33:38 GMT 8
Tanda-Tanda Mati
100 hari : Seluruh badan rasa bergegar.
60 hari : Pusat rasa bergerak-gerak.
40 hari : Daun dengan nama orang yang akan mati di arash akan jatuh dan malaikat maut pun datang kepada orang dengan nama tersebut lalu akan mendampinginya sehingga saat kematiannya. Kadang-kadang orang yang akan mati itu akan merasa atau nampak kehadiran malaikat maut tersebut dan akan sering kelihatan seperti sedang rungsing.
7 hari : Mengidam makanan.
5 hari : Anak lidah bergerak-gerak.
3 hari : Bahagian tengah di dahi bergerak-gerak.
2 hari : Seluruh dahi rasa bergerak-gerak.
1 hari : terasa bahagian ubun bergerak-gerak di antara waktu subuh and asar.
Saat akhir : Terasa sejuk dari bahagian pusat hingga ke tulang solbi (di bahagian belakang badan) Seelok-eloknya bila sudah merasa tanda yang akhir sekali, mengucap dalam keadaan qiam and jangan lagi bercakap-cakap.
Untuk pengetahuan semua, pada hari ke-44 air mani lelaki dan telur wanita bercantum, Allah s.w.t. telah mencampurkan sekali tanah yang akan menjadi kubur kita nanti.
REBUTLAH 5 PELUANG INI SEBELUM TIBA 5 RINTANGAN" WAKTU KAYA SEBELUM MISKIN, WAKTU SENANG SEBELUM SIBUK, WAKTU SIHAT SEBELUMSAKIT, WAKTU MUDA SEBELUM TUA DAN WAKTU HIDUP SEBELUM MATI
|
|
toys
Junior Student
eeeee...sapa nak kwn ko tak malu
Posts: 127
|
Post by toys on Apr 10, 2004 17:38:41 GMT 8
btul tu zarts....insaf2 la kpd sesiape yg berkenaan....jgn ckp je lbh tp tak wat...tak gune gak... ;D sbgi manusi kita tak lepas dr kesilapan..org baik pun pernah ttinggal buat ibadat..ni kan plak kita org biase..sonya remind meremindlah tuk repair diri...biarpun diri kita tak perfect mana kan...
|
|
zarts
Junior Student
-.....revolution star.....-
Posts: 78
|
Post by zarts on Apr 10, 2004 22:52:04 GMT 8
btul ckp ko tu toys....nobody perfect in this world xcept Allah...
|
|
|
Post by feimaumania on Apr 11, 2004 23:43:45 GMT 8
thats right zarts.....
|
|
zarts
Junior Student
-.....revolution star.....-
Posts: 78
|
Post by zarts on Apr 12, 2004 0:00:44 GMT 8
;D....thank u ferimaumania...aku cume bagi pendapat aku jer...yg baik jadikan tauladan yg buruk jadikan sempadan.....
|
|
|
Post by KomOt on Apr 12, 2004 11:44:16 GMT 8
haha..ape daa ferimau..cam tak best je nama tu..
|
|
|
Post by KomOt on Apr 12, 2004 13:53:00 GMT 8
Penyakit-Penyakit Hati
Hati itu dapat hidup dan dapat mati, sihat dan sakit. Dalam hal ini, ia lebih penting dari pada tubuh.
Allah berfirman, artinya:
"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gelita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya." (Al-An'am : 122)
Artinya, ia mati karena kekufuran, lalu Kami hidupkan kembali dengan keimanan. Hati yang hidup dan sihat, apabila ditawari kebatilan dan hal-hal yang buruk, dengan tabi'at dasarnya ia pasti menolak, membenci dan tidak akan mendekatinya. Lain halnya dengan hati yang mati. Ia tak dapat membezakan yang baik dan yang buruk.
Dua Bentuk Penyakit Hati:
Penyakit hati itu ada dua jenis: Penyakit syahwat dan penyakit syubhat. Keduanya tersebut dalam Al-Qur'an. Allah berfirman, artinya:
"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melembut-lembutkan bicara) sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. " (Al-Ahzab:32)
Ini yang disebut penyakit syahwat.
Allah juga berfirman, artinya:
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya..." (Al-Baqarah : 10)
Allah juga berfirman, artinya:
"Dan adapun orang yang didalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada)." (At-Taubah : 125)
Penyakit di sini adalah penyakit syubhat. Penyakit ini lebih parah daripada penyakit syahwat. Karena penyakit syahwat masih boleh disembuhkan, bila syahwatnya sudah terlampiaskan. Sedangkan penyakit syubhat, tidak akan dapat sembuh, kalau Allah tidak menanggulanginya dengan limpahan rahmat-Nya.
Seringkali penyakit hati bertambah parah, namun pemiliknya tak juga menyadari. Karena ia tak sempat bahkan enggan mengetahui cara penyembuhan dan sebab-sebab (munculnya) penyakit tersebut. Bahkan terkadang hatinya sudah mati, pemiliknya belum juga sadar kalau sudah mati. Sebagai buktinya, ia sama sekali tidak merasa sakit akibat luka- luka dari berbagai perbuatan buruk. Ia juga tak merasa disusahkan dengan ketidak mengertian dirinya terhadap kebenaran, dan keyakinan- keyakinannya yang batil. "Luka, tak akan dapat membuat sakit orang mati." *). Terkadang ia juga merasakan sakitnya. Namun ia tak sanggup menrasai dan menahan pahitnya ubat. Masih bersarangnya penyakit tersebut di hatinya, berpengaruh semakin sulit dirinya menelan ubat. Karena ubatnya dengan melawan hawa nafsu. Itu hal yang paling berat bagi jiwanya. Namun baginya, tak ada sesuatu yang lebih bermanfaat dari ubat itu. Terkadang, ia memaksa dirinya untuk bersabar. Tapi kemudian tekadnya mengendor dan boleh meneruskannya lagi. Itu karena kelemahan ilmu, keyakinan dan ketabahan. Sebagai halnya orang yang memasuki jalan angker yang akhirnya akan membawa dia ke tempat yang aman. Ia sadar, kalau ia bersabar, rasa takut itu sirna dan berganti dengan rasa aman. Ia memerlukan kesabaran dan keyakinan yang kuat, yang dengan itu ia mampu berjalan. Kalau kesabaran dan keyakinannya berkurang, ia akan berpatah balik dan tidak mampu menahan kesusahan. Apalagi kalau tidak ada teman, dan takut bersendirian.
Menyembuhkan Penyakit Dengan Makanan Bergizi dan Ubat:
Gejala penyakit hati adalah, ketika ia menghindari makanan-makanan yang bermanfaat bagi hatinya, lalu menggantinya dengan makanan- makanan yang tak sihat bagi hatinya. Berpaling dari ubat yang berguna, menggantinya dengan ubat yang berbahaya. Sedangkan makanan yang paling berguna bagi hatinya adalah makanan iman. Ubat yang paling manjur adalah Al-Qur'an masing-masing memiliki gizi dan ubat. Barangsiapa yang mencari kesembuhan (penyakit hati) selain dari Al- kitab dan As-sunnah, maka ia adalah orang yang paling bodoh dan sesat. Sesungguhnya Allah berfirman:
"Katakanlah: "Al-qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang- orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat jauh." (Fushshilat : 44)
Al-qur'an adalah ubat sempurna untuk segala penyakit tubuh dan hati, segala penyakit dunia dan akhirat. Namun tak sebarang orang mahir menggunakan Al-qur'an sebagai ubat. Kalau si sakit mahir menggunakannya sebagai ubat, ia letakkan pada bagian yang sakit, dengan penuh pembenaran, keimanan dan penerimaan, disertai dengan keyakinan yang kuat dan memenuhi syarat-syaratnya. Tak akan ada penyakit yang berkumpul. Bagaimana mungkin penyakit itu akan menentang firman Rabb langit dan bumi; yang apabila turun di atas gunung, gunung itu akan hancur, dan bila turun di bumi, bumi itu akan terbelah? Segala penyakit jasmani dan rohani, pasti terdapat dalam Al- qur'an cara memperoleh ubatnya, sebab-sebab timbulnya dan cara penanggulangannya. Tentu bagi orang yang diberi kemampuan mamahami kitab-Nya.
|
|
|
Post by StRiDeR on Apr 12, 2004 15:14:31 GMT 8
gadis tak boleh keluar dari kubur ibunya....
Cerita sebagai teladan. Baca citer ni utk jadikan teladan. Hairan saya melihat beberapa orang kampung berkumpul di kedai pada tengah hari itu. I September 1994. Serius mereka berbual hingga dahi berkerut-kerut. Lepas seorang bercerita yang lain menggeleng-gelengkan kepala. Pasti ada sesuatu yang 'besar' sedang mereka bincangkan, kata saya di dalam hati . Setelah injin motosikal di matikan, saya berjalan ke arah mereka. " Bincang apa tu ? Serius aku tengok," saya menyapa. " Haaa... Din, kau tak pergi tengok budak perempuan tak boleh keluar dari kubur emak dia ?" kata Jaimi, kawan saya. " Budak perempuan ? Tak boleh keluar dari kubur ? Aku tak faham bah," jawab saya. Memang saya tak faham kerana lain benar apa yang mereka katakan itu. " Macam ni," kata Jaimi, lalu menyambung, " di kubur kat kampung Batu 10 tu, ada seorang budak perempuan tolong kebumikan emak dia, tapi lepas itu dia pula yang tak boleh keluar dari kubur tu. Sekarang ni orang tengah nak keluarkan dia... tapi belum boleh lagi ".
" Kenapa jadi macam tu ? " saya bertanya supaya Jaimi bercerita lebih mendalam. Patutlah serius sangat mereka berbual.. Jaimi memulakan ceritanya. Kata beliau, memandangkan semalam adalah hari kelepasan semperna Hari Kebangsaan, budak perempaun berumur belasan tahun itu meminta wang daripada ibunya untuk keluar bersama kawan-kawan ke Bandar Sandakan. Bagaimana pun, ibunya yang sudah berusia dan sakit pula enggan memberikannya wang. " Bukannya banyak, RM 20 aja mak !" gadis itu membentak. " Mana emak ada duit. Mintak dengan bapa kamu," jawab ibunya, perlahan. Sambil itu dia mengurut kakinya yang sengal. Sudah bertahun-tahun dia mengidap darah tinggi, lemah jantung dan kencing manis. " Maaak... kawan-kawan semuanya keluar. Saya pun nak jalan jugak," kata gadis itu. " Yalah, mak tau... tapi mak tak ada duit," balas ibunya. " RM 20 aja !" si gadis berkata. " Tak ada ," jawab ibunya. " Emak memang kedekut !" si gadis mula mengeluarkan kata-kata keras.
" Bukan macam tu ta... " belum pun habis ibunya menerangkan, gadis tersebut menyanggah, katanya,
" Ahhh... sudahlah emak ! Saya tak mau dengar ! " " Kalau emak ada du... " ibunya menyambung , tapi belum pun habis kata-katanya, si gadis memintas lagi, katanya ; " kalau abang, boleh, tapi kalau saya minta duit, mesti tak ada !" Serentak dengan itu, gadis tersebut menyepak ibunya dan menolaknya ke pintu. Si ibu jatuh ke lantai .
" Saida..Sai.. dddaaa.." katanya perlahan sambil mengurut dada. Wajahnya berkerut menahan sakit. Gadis tersebut tidak menghiraukan ibunya yang terkulai di lantai. Dia sebaliknya masuk ke bilik dan berkurung tanda protes. Di dalam bilik, di balingnya bantal dan selimut ke dinding. Dan Sementara diluar, suasana sunyi sepi. Hampir sejam kemudian, barulah gadis tersebut keluar. Alangkah terkejutnya dia kerana ibunya tidak bergerak lagi. Bila di pegang ke pergelangan tangan dan bawah leher , tidak ada lagi nadi berdenyut. Si gadis panik. Dia meraung dan menangis memanggil ibunya, tapi tidak bersahut. Meraung si gadis melihat mayat ibunya itu. Melaui jiran-jiran, kematian wanita itu di beritahu kepada bapa gadis yang bekerja di luar. Jaimi menyambung ceritanya ; " Mak cik tu di bawa ke kubur pukul 12.30 tadi. Pada mulanya tak ada apa-apa yang pelik, tapi bila mayatnya nak di masukkan ke dalam kubur, ia jadi berat sampai dekat 10 orang pun tak terdaya nak masukkannya ke dalam kubur. Suaminya sendiri pun tak dapat bantu. Tapi bila budak perempuan tu tolong, mayat ibunya serta-merta jadi ringan. Dia seorang pun boleh angkat dan letak mayat ibunya di tepi kubur." Kemudian gadis berkenaan masuk ke dalam kubur untuk menyambut jenazah ibunya. Sekali lagi beramai-ramai penduduk kampung mengangkat mayat tersebut dan menyerahkannya kepada gadis berkenaan. Tanpa bersusah payah, gadis itu memasukkan mayat ibunya ke dalam lahad. Namun apabila dia hendak memanjat keluar dari kubur tersebut, tiba-tiba kakinya tidak boleh di angkat . Ia seperti di paku ke tanah. Si gadis mula cemas. " Kenapa ni ayah ?" kata si gadis. Wajahnya serta-merta pucat lesi.
" Apa pasal," Si ayah bertanya. " Kaki Saida ni..tak boleh angkat !" balas si gadis yang kian cemas. Orang ramai yang berada di sekeliling kubur mula riuh. Seorang demi seorang menjenguk untuk melihat apa yang sedang berlaku. " Ayah, tarik tangan saya ni. Kaki saya terlekat... tak boleh nak naik," gadis tersebut menghulurkan tangan ke arah bapanya. Si bapa menarik tangan anaknya itu, tetapi gagal. Kaki gadis tersebut melekat kuat ke tanah. Beberapa orang lagi di panggil untuk menariknya keluar, juga tidak berhasil. " Ayah... kenapa ni ?? !! Tolonglah Saida , ayah.." si gadis menangis memandang ayah dan adik-beradiknya yang bertinggung di pinggir kubur. Semakin ramai orang berpusu ke pinggir kubur. Mereka cuba menariknya beramai-ramai namun sudah ketentuan Allah, kaki si gadis tetap terpasak di tanah. Tangisannya bertambah kuat. " Tolong saya ayah, tolong saya... kenapa jadi macam ni ayah ? " kata si gadis sambil meratap. " Itulah, kamu yang buat emak sampai dia meninggal . Sekarang , ayah pun tak tau nak buat macam mana," jawab si ayah selepas gagal mengeluarkan anaknya itu. Dia menarik lagi tangan gadis yang berada di dalam kubur tapi tidak berganjak walau seinci pun. Kakinya tetap terpahat ke tanah. " Emak... ampunkan Saida emak, ampunkan Saida... " gadis itu menangis . Sambil itu di peluk dan di cium jenazah kiblat. Air matanya sudah tidak boleh di empang lagi. " Maafkan Saida emak, maafkan , Saida bersalah, Saida menyesal... Saida menyesal.. Ampunkan Saida emak," dia menangis lagi sambil memeluk jenazah ibunya yang telah kaku. Kemudian gadis itu menghulurkan lagi tangannya supaya boleh di tarik keluar. Beramai-ramai tangannya supaya boleh di tarik keluar.
|
|
|
Post by StRiDeR on Apr 12, 2004 15:16:13 GMT 8
Beramai-ramai orang cuba mengeluarkan nya namun kecewa. Apabila terlalu lama mencuba tetapi gagal, imam membuat keputusan bahawa kubur tersebut perlu di kambus. " Kita kambus sedikit saja, sampai mayat ibunya tak dapat di lihat lagi. Kita tak boleh biarkan mayatnya macam tu aja... kalau hujan macam mana ? " kata imam kepada bapa gadis berkenaan. " Habis anak saya ?" tanya si bapa. " Kita akan terus cuba tarik dia keluar. Kita buat dua-dua sekali, mayat isteri awak di sempurnakan, anak awak kita selamatkan," balas imam. Lelaki berkenaan bersetuju. Lalu seperti yang di putuskan, upacara pengebumian terpaksa di teruskan sehingga selesai, termasuk talkinnya. Bagaimana pun kubur di kambus separas lutut gadis saja, cukup untuk menimbus keseluruhan jenazah ibunya. Yang menyedihkan , ketika itu si gadis masih di dalam kubur. Bila talking di baca, dia menangis dan meraung kesedihan. Sambil itu dia meminta ampun kepada ibunya dengan linangan air mata. Selesai upacara itu, orang ramai berusaha lagi menariknya keluar. Tapi tidak berhasil. " Bila dah lama sangat, aku balik kejap untuk makan. Dah lapar sangat. Lepas itulah aku singgah ke kedai ni. Lepas ni aku nak ke kubur lagi. Nak tengok apa yang terjadi," kata Jaimi. " Aku pun nak pergilah," kata saya. Lalu kami semua menunggang motosikal masing-masing menuju ke kubur. Kami lihat orang ramai sudah berpusu-pusu di sana. Beberapa buah kereta polis juga kelihatan di situ. Saya terus berjalan pantas menuju kubur yang di maksudkan dan berusaha menyusup ke celah-celah orang ramai yang sedang bersesak-sesak. Setelah penat berusaha, akhirnya saya berjaya sampai ke barisan paling hadapan. Malangnya saya tidak dapat melihat gadis tersebut kerana di depan kami telah di buat kepungan tali. Kubur itu pula beberapa puluh meter daripada kami dan terlindung oleh kubur serta pokok-pokok rimbun. Di dalam kepungan itu, anggota-anggota polis berkawal dengan senjata masing-masing. Nasib saya memang baik hari itu. Dua tiga orang daripada polis berkenaan adalah kenalan saya. " Pssstt... Raie... Raie..Psstt," saya memanggil , Raie yang perasan saya memanggilnya mengangkat tangan. " Boleh aku tengok budak tu ?" saya bertanya sebaik saja dia datang ke arah saya. " Mana boleh Keluarga dia aja yang boleh," jawabnya perlahan-lahan seperti berbisik. Sambil itu dia menjeling ke kiri dan kanan khuatir ada orang yang tahu. " Sekejap aja. Bolehlah... "saya memujuk. Alhamdulillah, setelah puas di pujuk dia mengalah. Tanpa berlengah, saya mengusup perlahan-lahan dan berjalan beriringan dengan Raie seolah-olah tidak melakukan apa-apa kesalahan. Namun demikian dada saya berdebar kencang. Pertama ,risau, takut di halau keluar. Kedua ; tidak sabar hendak melihat apa yang sedang berlaku kepada gadis berkenaan. Selepas meredah kubur-kubur yang bertebaran, akhirnya saya sampai ke pusara yang di maksudkan. Di pinggir kubur itu berdiri dua tiga orang polis memerhatikan kedatangan saya. Raie mendekati mereka dan berbisik-bisik. Mungkin dia merayu supaya saya tidak di halau. Alhamdulillah, saya lihat seorang polis yang berpangkat mengangguk-angguk. Raie terus memanggil saya lalu memuncungkan bibirnya ke arah sebuah kubur. Bila di jenguk kedalam , dada saya serta-merta terasa sebak. Saya lihat gadis berkenaan sedang duduk di atas tanah kubur sambil menangis teresak-esak. Sebentar kemudian dia memegang tanah berhampiran lahad dan merintih ; "Emak... ampunkanlah Saida, Saida sedar, saida derhaka pada emak, Saida menyesal, Saida menyesal.." Selepas mengesat air jernih yang terus berjejeran daripada mata yang bengkak, gadis tersebut menangis lagi memohon keampunan daripada arwah ibunya. " Emak... lepaskanlah kaki saya ni. Ampunkan saya, lepaskan saya," Di tarik-tariknya kaki yang melekat di tanah namun tidak berhasil juga. Saya lihat bapa dan adik-beradiknya menangis, di pinggir kubur. Nyata mereka sendiri tidak tahu apa lagi yang hendak di buat untuk menyelamatkan gadis berkenaan. " Sudahlah tu Saida... makanlah sikit nak ," rayu bapanya sambil menghulurkan sepinggan nasi juga segelas air. Si gadis tersebut langsung tidak mengendahkan. Malah memandang ke atas pun tidak. Dia sebaliknya terus meratap meminta ampun daripada arwah ibunya. Hampir menitis air mata saya melihat Saida Tidak saya sangka , cerita datuk dan nenek tentang anak derhaka kini berlaku di depan mata. Begitu besar kekuasaan Allah. Memang betullah kata para alim ulama, dosa menderhakai ibu bapa akan di balas 'tunai'. Malangnya saya tidak dapat lama di sana. Cuma 10 - 15 minit saja kerana Raie memberitahu, pegawainya mahu saya berbuat demikian. Mahu tidak mahu , terpaksalah saya meninggalkan kubur tersebut. Sambil berjalan kedengaran lagi Saida menangis dan meratap " Ampunkan saya emak, ampunkan saya, Ya Allah, lepaskanlah kaki ku ini, aku bertaubat, aku insaf... " Lantas saya menoleh buat kali terakhir. Saya lihat bapa Saida dan adik beradiknya sedang menarik tangan gadis itu untuk di bawa keluar, tapi seperti tadi, tidak berhasil. Seorang polis saya lihat mengesatkan air matanya. Semakin lama semakin ramai orang berhimpun mengelilingi perkuburan itu. Beberapa kereta polis datang dan anggotanya berkawal di dalam kepungan lengkap dengan senjata masing-masing. Wartawan dan jurugambar berkerumun datang untuk membuat liputan tetapi tidak di benarkan .Mereka merayu bermacam-macam cara, namun demi kebaikan keluarga gadis , permintaan itu terpaksa di tolak. Matahari kian terbenam, akhirnya tenggelam dan malam merangkak tiba. Saida masih begitu. Kaki terlekat di dalam kubur ibunya sementara dia tidak henti-henti meratap meminta keampunan. Saya pulang ke rumah dan malam itu tidak dapat melelapkan mata. Suara tangisannya yang saya terngiang-ngiang di telinga. Saya di beritahu ,sejak siang, tidak ada secebis makanan mahupun minuman masuk ke tekaknya. Seleranya sudah mati. Bapa dan adik beradiknya masih tetap di sisi kubur membaca al-Quran, Yassin dan berdoa. Namun telah di sebutkan Allah, menderhaka terhadap ibu bapa adalah dosa yang sangat besar. Saida tetap tidak dapat di keluarkan. Embun mula menitis. Saida kesejukan pula. Dengan selimut yang di beri oleh bapanya dia berkelubung. Namun dia tidak dapat tidur. Saida menangis dan merayu kepada Allah supaya mengampunkan dosanya. Begitulah yang berlaku keesokannya. Orang ramai pula tidak susut mengerumuni perkuburan itu. Walaupun tidak dapat melihat gadis berkenaan tapi mereka puas jika dapat bersesak-sesak dan mendengar orang-orang bercerita. Setelah empat atau lima hari terperangkap, akhirnya Saida meninggal dunia. Mungkin kerana terlalu lemah dan tidak tahan di bakar kepanasan matahari pada waktu siang dan kesejukan di malam hari. Mungkin juga kerana tidak makan dan minum. Atau mungkin juga kerana terlalu sedih sangat dengan apa yang di lakukannya. Allah Maha Agung... sebaik Saida menghembuskan nafas terakhir, barulah tubuhnya dapat di keluarkan. Mayat gadis itu kemudian di sempurnakan seperti mayat-mayat lain. Kuburnya kini di penuhi lalang. Di bawah redup daun kelapa yang melambai-lambai, tiada siapa tahu di situ bersemadi seorang gadis yang derhaka.
|
|
|
Post by enigma on Apr 12, 2004 22:22:02 GMT 8
adeh....sedih dan insaf bile aku baca citer tuh....ko amik kt mana tuh strider?
|
|
|
Post by KomOt on Apr 12, 2004 22:30:03 GMT 8
astaghfirullah al azim..sedih tul aku sebab masih ade org yg menderhaka terhadap ibu bapa.. tapi,mmg patut pn perempuan tersebut kena balasan camtu..setimpal ngan perbuatan dia terhadap ibu nye..
|
|
|
Post by StRiDeR on Apr 13, 2004 0:34:54 GMT 8
adeh....sedih dan insaf bile aku baca citer tuh....ko amik kt mana tuh strider? aku dapat dari e-mail ...
|
|
|
Post by StRiDeR on Apr 13, 2004 0:37:05 GMT 8
astaghfirullah al azim..sedih tul aku sebab masih ade org yg menderhaka terhadap ibu bapa.. tapi,mmg patut pn perempuan tersebut kena balasan camtu..setimpal ngan perbuatan dia terhadap ibu nye.. tul tue...bak kata org, syurga itu dibawah telapak kaki ibu ...
|
|